Minggu, 09 November 2014

Alasan para pendaki gunung itu Cool...!

Mendaki gunung adalah salah satu kegemaran yang lumayan populer. Berbekal perlengkapan dan logistik, seorang pendaki rela menyambangi hutan, menembus gelapnya kabut, dan mengalahkan dingin udara pegunungan demi bisa sejenak bercumbu dengan puncaknya.
Perjalanan menuju puncak mungkin terdengar biasa bagi kita yang belum pernah menjajalnya. Tapi, bagi dia yang pernah menjejakkan kaki di puncak-puncak tertinggi, mendaki tidak pernah dianggap “sederhana”. Mendaki adalah caranya merayakan kehidupan, mencerapi, dan menjadikannya bermakna.




1. Pendaki Adalah Dia yang Bisa Memantapkan Hati


Berawal dari sekedar keinginan, misalnya setelah menonton film tentang pendakian atau melihat foto salah seorang teman yang menyunggingkan senyum di puncak gunung. Niat untuk menjajal pendakian muncul, tapi tak begitu saja buru-buru dieksekusi. Butuh proses untuk meyakinkan diri sendiri bahwa sebuah keinginan tak boleh dibiarkan cuma jadi sekedar angan-angan.

Banyak yang mendukung, pun tak jarang orang lain tertawa dan meremehkan. Cerita mereka yang mendapati pengalaman tidak menyenangkan saat mendaki mungkin sempat membuat ciut mental. Tapi, bukan berarti niat boleh begitu saja luntur. Dia percaya bahwa keberhasilan adalah tentang meyakini dan berusaha.

2.Pendaki Mengerti, Pencapaian Selalu Datang Sepaket Dengan Usaha

Melatih fisik sebelum mendaki wajib hukumnya demi bisa berjam-jam berjalan melewati hutan, tanjakan berpasir, atau ganasnya udara dingin. Lari 4x seminggu, konsumsi makanan sehat, cukup istirahat; banyak hal yang sengaja dia lakukan demi menjaga stamina dan kebugaran tubuh. Selain itu, kondisi mental pun tak kalah jadi perhatian. Berusaha untuk selalu berpikir positif dan tetap percaya diri tanpa sedikit pun berniat jumawa mengalahkan alam.

Yang pasti, setiap pencapaian pastilah dibarengi usaha. Keinginan dan niat yang kuat menuntunnya untuk tak malas-malas. Semakin besar keinginan, maka semakin gigih pula usaha untuk mencapainya.

3. Ia yang Biasa Mendaki Tahu, Setiap Langkah Harus Diambil Dengan Pertimbangan Matang

Seorang pendaki akan masak-masak memikirkan segala sesuatunya. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai puncak lalu kembali turun, jumlah logistik yang harus dibawa, hingga seberapa dingin suhu yang akan dihadapi. Selain cermat menganalisa, pendaki juga tak kalah sigap mengantisipasi segala kemungkinan. Cuaca yang tidak bisa diprediksi, tersesat, kelelahan, cedera, hingga kemungkinan bertemu orang jahat pun sudah diperhitungkan baik-baik.

4. Dia Adalah Pribadi yang Mengerti Arti Sebuah Kepercayaan

Dalam pendakian, memegang kepercayaan pada teman satu tim menjadi sangat penting. Bagaimanapun, sesama anggota tim akan saling menjaga demi bisa bertahan hidup di alam liar. Seorang pendaki percaya bahwa teman-teman dalam tim tidak akan membiarkannya berjalan tertatih karena kelelahan. Dia pun tidak akan mengkhianati teman yang cedera dengan meninggalkannya lalu nekat melanjutkan perjalanan sendirian. Yup, menjadi pendaki berarti belajar untuk mau percaya sekaligus menjadi pribadi yang bisa dipercaya.

5. Pendaki Juga Meyakini Bahwa Doa Bisa Jadi  Sumber Kekuatan

Semesta alam punya kuasa luar biasa dan seorang pendaki mengerti hal itu. Ketika maut bisa saja setiap saat menjemput, tak ada pilihan lain selain berserah pada Sang Pencipta tertanda sejak langkah paling pertama. Berdoa sebelum memulai pendakian adalah ritual wajib, pun setelah menyelesaikan pendakian dan kembali pulang.

6. Pendaki Adalah Dia yang Paling Mengenal Dirinya Sendiri

Konon, sifat seseorang akan benar-benar telihat saat melakukan pendakian. Pemberani atau penakut, kuat atau gampang mengeluh, jujur atau suka berpura-pura, sabar atau gegabah; berbagai karakter asli manusia akan muncul saat berada dalam kondisi yang tidak nyaman.

Dia yang terbiasa mendaki berarti sudah lulus mengenal dirinya sendiri. Menjadikan perjalanan pulang sebagai momen refleksi. Memilah sikap dan sifat baik yang perlu dipertahankan, pun karakter negatif yang harus buru-buru dibuang.

7. Perjalanan Mengajarkan Pendaki Bertumbuh Jadi Pribadi yang Perasa

Bukan perkara diri sendiri, tapi memperhatikan orang lain juga sama pentingnya. Perjalanan selama pendakian menjadikan pendaki lebih peka terhadap lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya, pertanyaan-pertanyaan seperti ini akan saling dilontarkan pada rekan dalam pendakian:


“Mau istirahat dulu nggak, nih?”
“Kamu masih kuat, kan?”
“Sudah lapar?”

8. Pendaki Adalah Orang yang Gigih dan Punya Semangat Juang Tinggi
Pendakian sudah pasti menguras tenaga. Ritme langkah yang cepat di etape pertama seringkali tak bisa bertahan di etape berikutnya. Puncak yang tak kunjung dijejak membuat kata “menyerah” sudah bersiap di ujung lidah.
Namun, pendaki adalah dia yang terbiasa menempa dirinya sendiri. Berusaha mati-matian mengabaikan rasa lelah demi bisa fokus pada target atau tujuan awal yang sudah ditetapkan. Meskipun harus mengais sisa-sisa tenaga, semangat untuk mencapai puncak mati-matian dipertahankan.

9. Naluri dan Insting Adalah Hal yang Tak Pernah Diremehkan oleh Para Pendaki
Seorang pendaki menjadikan naluri sebagai pegangan. Baik secara alami maupun berasal dari pengalaman, dia terbiasa memilih segala sesuatu dengan presisi. Memilih jalan memutar dengan waktu tempuh lebih lama atau nekat memotong jalan dengan menjajal turunan curam, dia punya sekian perhitungan sebelum memutusakan. Yang pasti, dirinya percaya bahwa setiap keputusan bisa jadi meringankan atau justru berakibat fatal.

10. Pendaki Terdidik Jadi Pribadi yang Mudah Bergaul
Tak harus bergabung dalam komunitas atau menyambangi gigs, gunung bisa jadi tempat untuk menjalin pertemanan. Biasanya, para pendaki akan saling menyapa ketika berpapasan di jalur pendakian. Ketika sama-sama berhenti untuk beristirahat, saling bertanya nama dan daerah asal sudah jadi ritual. Bahkan, ketika melihat pendaki lain yang sedang kelelahan, mengucapkan kalimat penyemangat seperti: “Ayo sedikit lagi. Semangat, Kak!” adalah hal yang biasa. Tak ada istilah ‘orang asing’ di gunung karena sesama pendaki adalah teman.

11. Keterbatasan Tak Menjadikan Dia Pelit atau Enggan Berbagi

Pendaki punya jiwa korsa yang tinggi. Baik dengan teman satu tim atau pendaki lain, saling tolong-menolong menjadi hal wajib. Berpapasan dengan pendaki lain yang kehabisan air minum tidak menjadikannya acuh. Meskipun persediaan air miliknya juga terbatas, dia tak ragu untuk sejenak berhenti dan berbagi beberapa teguk. Sadar atau tidak, sedikit pemberian darinya bisa jadi menyelamatkan nyawa orang lain.

12. Mendaki Membuat Mereka Belajar Mengalahkan Diri Sendiri

Pengalaman mendaki bisa jadi berakibat perubahan besar-besaran dalam hidup. Tentang bagaimana para pendaki bisa mengalahkan diri sendiri dan menemukan diri mereka yang baru dan lebih tangguh. Minimnya nafsu makan bukan berarti sah melakukan perjalanan dalam kondisi perut kosong. Udara dingin yang seperti menusuk-nusuk tulang tidak menjadikannya berlama-lama dalam tenda dan enggan melanjutkan perjalanan. Kadang, melawan diri sendiri justru yang menjadikan seseorang berhasil.

13. Pendaki Adalah Pribadi yang Bisa Menghargai Kebaikan-Kebaikan Kecil

Pemandangan yang indah, udara sejuk, dan nyamanya suasana pegunungan jadi bukti bahwa alam sudah demikian berbaik hati pada manusia. Seorang pendaki terbiasa menghargai segala yang ditemui sepanjang pendakian. Tidak meninggalkan sampah di gunung, memeriksa sisa-sisa api unggun, pantang membuat corat-coret atau merusak tanaman. Ketika bisa menghargai segala yang ada disekitarnya, dia pun sudah pasti menghargai dirinya sendiri.


14. Kakinya Menjejak Puncak-Puncak Tertinggi, Tapi Hal Itu Justru Menjadikan Dia Rendah Hati

Setiap langkah adalah pertaruangan dengan diri sendiri. Sementara, tiba di puncak berarti merasakan momen haru yang berbalut rasa bangga dan syukur. Namun, sebuah keberhasilan tak begitu saja menjadikan seorang pendaki menjadi sombong. Keindahan luar biasa di atas puncak gunung justru menyadarkan bahwa dirinya begitu “kecil”. Puncak memberikan pelajaran bahwa tidak selayaknya manusia berhak jumawa diantara kebesaran alam yang luar biasa.


15. Pendaki Adalah Dia yang Menjadikan Hidupnya Lebih Bermakna

Alam mengajarkan manusia bahwa hidup bukanlah sekadar soal materi. Kasarnya, gunung menjadikan sebotol air minum atau sepotong roti jauh lebih berharga daripada beberapa lembar uang. Pengalaman mendaki juga mengajarkan pentingnya punya visi dan misi yang jelas dalam hidup.

Cita-cita sah-sah saja di letakkan setinggi-tingginya, tapi perjuangan untuk bisa meraihnya adalah hal mutlak. Yang pasti, para pendaki paling tau bahwa hidup tak harus dijalani dengan ambisi yang buta. Kunci sukses adalah tetap santai namun fokus pada target yang diinginkan.

Sunrise Mt. Prau

Jumat, 26 September 2014

Anak Muda Wajib Traveling

Yang gag suka traveling karena ngabisin uang silahkan dibaca, di pahami, dan pikir sebelum terlambat gaess! 

Jika ilmu pengetahuan yang sekarang, sebagian diwariskan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan . tidakkah kamu berpikir bahwa perjalanan adalah cara untuk mendapatkan ilmu?
Perjalanan tidak akan pernah merugikan. Uang? Bisa dicari lagi karena rezeki sudah pasti. Tapi waktu dan kesempatan tidak datang dua kali. Jangan sampai kau menyesal tak pernah melakukan perjalanan. Jangan termasuk dalam orang-orang yang merugi karena hidup bak katak dalam tempurung, hidup dalam kemasygulan atas kekhawatiran yang kamu ciptakan sendiri.
Pulau Menjangan
TN Bali Barat

Teman, lepas egomu sebentar, tinggalkan kenyamanan dalam hidupmu dalam beberapa hari dan berjalanlah keluar. Jadilah pejalan, menderitalah dalam perjalanan, bergaullah dengan siapapun yang kamu temui di jalan,berkorbanlah sedikit uang dan rogoh sedikit dompetmu.
Kujamin tidak akan ada penyesalan, semua pengorbanan yang kau lakukan akan dibalas dengan kekayaan jiwa yang tak akan ternilai dengan uang berapapun yang kamu miliki.Jangan iri dengan mereka yang sering melakukan perjalanan, sering traveling ke berbagai penjuru. Sebagai temanmu, kuberi nasehat, semakin kau iri, mereka akan semakin jauh berkelana. Kemas lah kopermu atau panggullah tas carrier mu . Keluarlah dari zona nyamanmu, karena dunia yang sesungguhnya terletak selangkah di luar zona nyamanmu.
Perjalanan tidak akan pernah merugikan, perjalanan akan mengajarkanmu bagaimana kehidupan yang sesungguhnya, perjalanan akan membukakan matamu tentang apa yang terjadi di luar sana, perjalanan akan membuat hatimu peka terhadap hal-hal baru dan perjalanan pula yang akan membuat nalarmu berkembang, membuatmu menjadi seseorang yang berwawasan luas. Lambat laun kamu akan mengerti teman, bagaimana
Batu Ratapan Angin
Dataran Tinggi Dieng
perjalanan mengajarkanmu banyak hal. Bagaimana perlahan kamu akan merasakan bagaimana sikapmu akan berubah saat memandang sesuatu. Perlahan kamu akan mulai tidak memandang sesuatu sebagai stereotipe, lama-lama kamu akan mengerti bagaimana melihat sesuatu dari 2 sisi.
Pelan tapi pasti, kamu akan paham kenapa banyak pejalan yang kemudian mengeluarkan pendapat yang beragam. Dari situ kamu belajar bagaimana menghargai orang, menghargai perjalanan.

Traveling tidak harus mahal, bahkan dengan 10 persen gajimu pun kamu sanggup. Belenggu pikiranmu sendiri yang membuatmu tak sanggup. Jangan pernah bicara soal uang jika kamu ingin traveling, tapi bicaralah soal bagaimana pengalaman yang kamu dapatkan setelah traveling. Jangan bicara kamu tidak punya waktu, tapi bicaralah bagaimana kamu akan menikmati waktu travelingmu. Percayalah, sesal di belakang tak ada guna,sesal tak traveling adalah sesal yang tak terkira, karena sesungguhnya, kamu masih muda, punya waktu dan ada uang.
Gunung Penanjakan
TN Bromo Tengger Semeru
Kamu boleh bilang banyak baca buku, buku jendela duniamu. Tapi sampai kapan kamu akan melihat dunia dari balik jendela? Tidakkah kau berkaca teman,bahwa dunia sesungguhnya ada di luar jendela? Maka keluarlah dan lihat dunia baik-baik. Apakah sesuai dengan buku yang kau baca? Atau berbeda? Dari situ kau akan tahu teman, bahwasanya dunia yang sesungguhnya mengajarkan apa yang tidak buku paparkan.Teman,ketahuilah jangan pandang segala sesuatu dari dirimu sendiri. Karena sesungguhnya kamu tidak tahu hidup seperti apa yang pejalan lakukan. Mungkin di matamu, mereka adalah kaum yang tak memikirkan masa depan dan menghamburkan uang. Tapi kelak kamu akan sadar jika kamu sudah melakukan perjalanan, kaum pejalan adalah justru pengejar kebahagiaan yang tidak peduli nilai uang. Bukankah itu kebahagiaan sejati teman? Kebahagiaan atas segala sesuatu yang tak ternilai dengan uang berapapun.
Tapi mari kita berpikir, perjalanan adalah soal prioritas. Ini nasehat utamaku. Jangan heran karena banyak yang melakukan perjalanan sebagai prioritas, bukan karena mereka banyak uang, tapi karena mereka ingin hidup dan belajar hidup yang sesungguhnya. Karena mereka sadar dunia ini luas untuk dikunjungi dan sebagian dari mereka berkelana untuk benar-benar bersyukur atas nikmat-Nya.
Teman, tidakkah kau bayangkan, di masa tuamu nanti, kamu dengan penuh senyum membelai rambut cucumu,
Puncak Anjani
TN Gunung Rinjani
dengan senyumanmu yang sudah kisut dan rambutmu yang memutih. Dengan suara lirih kamu bercerita pada cucumu tentang kisah perjalanan di masa mudamu, dan membuat cucumu bangga punya kakek sepertimu. Lalu dia akan mengikuti jejakmu, menjadi pejalan dan menjadi orang bijak yang belajar banyak hal.
Aku bicara sebagai sahabat, kunasehati kamu teman.
Luangkanlah sedikit waktu mumpung masih mampu,sempatkanlah sebentar saja. Travelinglah sekarang dan simpan banyak cerita untuk anak cucumu. Jangan kau berseloroh dengan alasan hal ini itu atau iri dengan yang lain. Travelinglah untuk memperkaya jiwamu serta memperbanyak ilmu.



Persewaan Alat Camping & Mendaki Gunung Driyorejo







Wani Adventure Driyorejo menyewakan perlengkapan camping dan mendaki gunung di kota Gresik, tepatnya di kecamatan Driyorejo, dan kami melayani untuk daerah Driyorejo, menganti dan sekitarnya.
Barang yg kami sewakan semua baru, berkualitas, terawat, dengan tarif sewa bersahabat, dan telah memenuhi standart demi keamanan dan kenyamanan sahabat petualang.



Harga Update per Agustus 2022
Tarif sewa harian : 
Tenda kapasitas 4 orang = Rp.30.000/Hari
Tenda kapasitas 2 orang = Rp.15.000/Hari 
Tas Carrier  60lt = Rp.20.000/Hari
Sleeping Bag = Rp. 5.000/Hari
Kompor kovar = Rp 10.000/Hari  
Lampu Tenda = Rp 5.000/Hari
Nesting = Rp 10.000/Hari 
Head Lamp = Rp 5.000/Hari 
Matras = Rp 3.000/Hari 

-

Paket 5 hari lebih hemat dari sewa harian. 
Tenda kapasitas 4 orang = Rp.100.000/Hari
Tenda kapasitas 2 orang = Rp.50.000/Hari 
Tas Carrier  60lt = Rp.75.000/Hari
Sleeping Bag = Rp. 20.000/Hari
Kompor kovar = Rp 35.000/Hari  
Lampu Tenda = Rp 20.000/Hari
Nesting = Rp 35.000/Hari 
Head Lamp = Rp 20.000/Hari 
Matras = Rp 10.000/Hari 



Contact person :
Telpon/sms : 082260319875 / 083183843015
Whatsapp : 083183843015
Alamat  : Perumahan De Naila Village Blok D17 Mojosarirejo - Driyorejo - Gresik



Syarat dan ketentuan :
  • Wajib meninggalkan KTP/SIM/KK asli (area Gresik, Surabaya, Sidoarjo)yg masih berlaku sebagai jaminan
  • Tidak menerima kartu pelajar atau mahasiswa sebagai jaminan
  • Peminjaman dalam jumlah banyak wajib meninggalkan minimal 2 identitas
  • Semua kerusakan kehilangan wajib mengganti sesuai ketentuan
  • Barang yg dikembalikan wajib dalam keadaan kering
  • Minimal sewa 2hari. jika melakukan sewa 1 hari wajib meninggalkan uang jaminan senilai Rp 100.000 per item dan akan dikembalikan ketika pengembalian  barang
  • Bisa melakukan pemesanan terlebih dahulu minimal 1 hari sebelumnya untuk menghindari kehabisan stok
  • Pemesanan wajib memberikan uang DP
  • Tidak ada pengembalian Uang DP saat terjadi pembatalan
  • Tidak melayani antar jemput barang



Facebook : Wani Adventure
Instagram : Wani_Adventure
Twitter : WaniAdventure






Terima kasih telah mengunjungi Blog Kami 
last update 24 Agustus 2022